18 March 2016 |

dan Akhirnya Pindahan ke Lubuntu

Berangkat dari rasa penasaran untuk nyobain desktop environment yang baru, saya memutuskan untuk meng-install Cinnamon pada Peppermint OS. Semua prosesnya berjalan dengan baik, namun saya ternyata kurang begitu suka hasilnya. Akhirnya saya putuskan untuk menghapus DE tersebut tentunya hanya bermodalkan sudo apt-get remove ...

Deng deng deng ...

Ternyata oh ternyata, DE Peppermint OS pun (LXDE) sukses berantakan bersamaan dengan terhapusnya Cinnamon. Saya sendiri gak begitu ngeh bagaimana pastinya kejadian tersebut terjadi, tapi intinya tampilan Peppermint OS

Tidak mau ambil pusing, saya putuskan untuk pindah varian ke Arch Linux, yups Arch Linux sodara-sodara, varian yang konon katanya paling enteng. Jelas sudah Linux beginner seperti saya langsung kelimpungan bahkan saat proses instalasinya baru berjalan. Sekalipun berbekal ArchWiki yang konon katanya merupakan dokumentasi paling lengkap sejagat raya, saya masih belum mampu berbuat banyak.

Alhasil proses instalasi saya batalkan setelah membuang waktu kurang lebih dua jam.

Baca review sana-sini akhirnya saya putuskan untuk kembali ke pelukan keluarga Ubuntu, Lubuntu. Alasannya sederhana karena saya sudah familiar dengan perintah sudo apt-get ... dan Lubuntu menggunakan LXDE yang merupakan salah satu DE yang cukup enteng.

Saya cukup puas dengan performnya yang tergolong ringan untuk spesifikasi netbook jadul Acer Aspire One ZG5.

Jika kamu cukup familiar dengan proses install dan remove DE di Linux boleh donk di-share di kotak komentar :)

No comments:

Post a Comment

 
© 2008- - AnggaRifandi
#Arsenal #London #TechStartup #WebAddict #GrowthHacker